(Kemenag) --- Satu lagi
kesempatan memperoleh beasiswa dibuka Kementerian Agama bagi para santri. Kali
ini, Kemenag membuka akses mereka mendapat beasiswa non degree untuk kuliah
pada perguruan tinggi di berbagai benua.
Program ini merupakan hasil kerja sama Kementerian Agama dengan
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan. Melalui alokasi
Dana Abadi Pesantren 2024, program ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas
dan kualitas sumber daya manusia (SDM) di lingkungan pesantren, membuka peluang
bagi santri, mahasantri, ustadz/ustadzah, mudir, dan pengasuh pondok pesantren
untuk memperluas wawasan, meningkatkan keilmuan, serta menjalin jaringan
internasional.
Program ke berbagai dunia ini menawarkan empat beasiswa
non-degree, yaitu: Penulisan Karya Ilmiah Turots di Maroko (Benua Afrika),
Penguatan Kapasitas Manajemen Sanad Keilmuan Ma'had Aly di Maroko, Micro
Credential di Benua Amerika, dan Santri International Fellowship di Inggris
(Benua Eropa).
“Setiap program memiliki tujuan spesifik yang selaras dengan
kebutuhan zaman dan tantangan yang dihadapi oleh dunia pesantren,” tegas Menag
Yaqut Cholil Qoumas di Jakarta, Rabu (4/9/2024).
Dikatakan Abu Rokhmad, program
beasiswa non-degree ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk
mencetak generasi santri yang unggul secara intelektual dan memiliki integritas
tinggi. "Kami ingin memastikan bahwa para santri ini tidak hanya belajar
di dalam negeri, tetapi juga perlu ke luar benua agar memiliki wawasan dan
komitmen kuat untuk pengembangan keilmuan di pesantren," ujarnya.
Abu Rokhmad juga menggarisbawahi pentingnya program Micro
Credential di Amerika Serikat dan Penulisan Karya Ilmiah Turots di Maroko dalam
peningkatan kapasitas akademik santri dan pendidik pesantren. "Program
Micro Credential memberikan kesempatan bagi para santri dan pendidik untuk
memahami moderasi beragama secara lebih mendalam melalui pertukaran gagasan di
tingkat internasional. Kita ingin santri kita belajar untuk meningkatkan
pemahaman dan produktivitas dalam penulisan turots di Maroko," jelasnya.
Abu Rokhmad juga menekankan pentingnya program Penguatan
Kapasitas Manajemen Sanad Keilmuan Ma'had Aly di Maroko dan Santri
Internasional Fellowship ke Inggris. Menurutnya, manajemen pesantren harus
terus diperkuat agar mampu menjawab tantangan zaman tanpa meninggalkan
nilai-nilai tradisional yang menjadi akar pendidikan pesantren.
“Sanad keilmuan adalah mata rantai yang menghubungkan kita
dengan sumber asli keilmuan,” sebutnya.
“Program Fellowship ke Inggris dirancang untuk memberikan
pengalaman langsung bagi para santri dalam lingkungan internasional, sekaligus
memperkuat kapasitas mereka dalam berbagai bidang, baik akademik maupun
non-akademik," katanya lagi.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Basnang Said
menyampaikan bahwa program ini diharapkan menjadi model pengembangan pendidikan
pesantren di masa depan, dengan terus beradaptasi pada perubahan zaman tanpa
meninggalkan akar tradisionalnya. “Kemenag dan LPDP optimistis bahwa langkah
ini akan menghasilkan SDM unggul dari kalangan pesantren yang tidak hanya
berprestasi di tingkat nasional, tetapi juga mampu mengharumkan nama Indonesia
di kancah internasional”. Ucap Basnang Said.
Basnang juga menambahkan bahwa setiap program memiliki durasi
pelaksanaan yang berbeda-beda. Penulisan Karya Ilmiah Turots di Maroko selama
dua bulan. Penguatan Kapasitas Manajemen Sanad Keilmuan Ma'had Aly di Maroko
selama satu bulan. Micro Credential di Amerika Serikat selama dua bulan.
Sedangkan Santri International Fellowship di Inggris, akan berlangsung salama
satu bulan.
Basnang berharap, program ini akan semakin banyak melahirkan
santri-santri berprestasi yang tidak hanya cakap secara akademik, tetapi juga
memiliki wawasan global dan kemampuan manajerial yang kuat. Hal ini menjadi langkah
nyata dalam membangun generasi santri dan pendidik di pesantren yang siap
berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan peradaban dunia, sembari tetap
menjunjung tinggi nilai-nilai kepesantrenan yang telah menjadi identitas mereka
sejak dahulu kala.
0 Komentar